![]() |
| Gambar repost @vulkanisme |
Survival Journalism - Tidak sekali dua kali kita mendengar kalimat 'senioritas'. Hal ini terkadang dijadikan dalih untuk melakukan tindakan kesewenang-wenangan. Bahkan, adapula yang tega melakukan tindakan kekerasan hingga merenggut nyawa seseorang.
Ya, alih-alih membimbing karena memiliki pengalaman lebih banyak, 'senioritas' malah melakukan penyiksaan terhadap apa yang disebut pemula.
Menjadi pemula adalah hal yang wajar dan semua permulaan itu sulit. Di sinilah fungsi apa yang disebut senior, sebagai pengayom guna melindungi peserta didik (junior) dari kesalahan tindakan
Namun apa yang terjadi? Kita kerap menemukan sanksi yang teramat berat atas kesalahan si junior. Senioritas kerap disengaja untuk digunakan dalam menyiksa.
"Saya tidak tahu darimana asal budaya kekerasan atas nama senioritas ini. Padahal organisasi Pecinta Alam adalah kumpulan orang-orang yang memiliki visi misi dan hobi yang sama, yakni menjaga alam dari segala bentuk kerusakan sembari belajar dan bermain di alam bebas," tulis akun @vulkanisme
Memang benar, kegiatan alam seperti mendaki dan panjat tebing membutuhkan ketahanan tubuh yang kuat. Tanpa latihan yang rutin, tak mungkin seseorang dapat melakukan panjat tebing dengan baik.
Yang diperlukan ialah pengawasan ketat. Sehingga suatu kesalahan bukan dibalas dengan penyiksaan seperti memukul peserta hingga babak belur dan tewas.
"Seolah-olah situ senior sejak dalam kandungan. Padahal semua orang pernah menjadi pemula. Senioritas itu konyol. Karena yang kita butuhkan adalah solidaritas," urainya, mengingat kesewenangan 'senioritas' yang masih kerap terjadi.
@vulkanisme
